Geometri Ruang (Dimensi Tiga)

 A. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang

Perhatikanlah gambar bangunan gedung MA Futuhiyah Jeketro (gambar diambil sekitar awal tahun 2020) berikut


Jika tiang-tiang yang ada pada gambar di atas diasumsikan sebagai garis lurus dan tembok atau lantai atau pun halaman madrasah diasumsikan sebagai luasan maka dari kedua hal tersebut kita dapat melihat kedudukan antara garis dengan garis atau antara garis dengan bidang yang akhirnya mendasari bagaimana hubungan sebuah titik dengan titik yang lain yang tidak berimpit.

Dan perhatikanlah pula gambar kubus ABCD.EFGH berikut ini

Semakin jelas bahwa kedudukan 3 unsur utama yaitu titik, garis an bidang sangat dominan dalam pembahasan selanjutnya

Selanjutnya tempat kedudukan dalam hal ini akan terbagi dalam beberapa bagian dalam bangun ruang dimensi tiga yang lebih detil yaitu:

  • hubungan titik dengan titik
  • hubungan titik dengan garis 
  • hubungan titik dengan bidang 
  • hubungan garis dengan garis
  • hubungan garis dengan bidang, dan
  • hubungan bidang dengan bidang

B. Menghitung Jarak.

B.1 Kedudukan Suatu Titik Terhadap Titik Lain.

Jarak antara suatu titik dengan dengan suatu titik yang lain adalah panjang garis yang menghubungkan kedua titik itu

Selanjutnya untuk menentukan jarak antara titik beberapa pemecahan masalah dibutuihkan dalil Pythagoras.

Perhatikanlah ilustrasi gambar kubus ABCD.EFGH berikut ini yang telah disertakan jaraknya berbantuan dalil Pythagoras

Pada ilustrasi gambar di atas sudah dimunculkan jarak antar titik di antaranya sebagai berikut

NoKedudukanBesar jarak1A ke BAB=AE=a2A ke CAC=AF=a23A ke GAG=CE=a34A ke QAQ=BQ=12a65A ke PAP=EP=32a6C ke RCR=BR=12a5.

B. 1. 1 Penamaan Bangun Ruang.

perhatikanlah gambar kubus di atas. Penamaan bangun ruang model kubus itu dinamakan dengan istilah kubus ABCD.EFGH atau  EFGHABCD. Dan penulisan ABCD posisi di depan atau di bawah menunjukkan posisi bidang alas dan EFGH dituliskan setelah ABCD atau EFGH posisi di atas menunjukkan bahwa bidang EFGH adalah bidang atas. Urutan penyebutan titik pada bangun ruang itupun harus mengikuti arah putar jarum jam atau sebaliknya, sebagi misal pada bidang alas kubus tidak boleh disebutkan bidang ABDC tetapi ditulis dengan arah putar berkebalikan arah putar jarum jam yaitu ABCD. Jika Bagian alas dituliskan menggunakan kebalikan arah putar jarum jam, maka bidang alasnyapun mengikuti dengan diikuti peletakaan tanda titik yang menunjukkan perbedaan posisi bidangnya, sehingga bangun ruang kubus biasa disebutkan dengan istilah ABCD.EFGH. Hal penamaan tersebut akan berlaku pula pada bangun ruang seperti: Balok, Prisma dan semacamnya. Khusus untuk Limas penamaan di awali dengan posisi puncaknya terlebih dahulu sebagai contoh limas D.ABC berikut

B. 1. 2  Proyeksi Titik.

Perhatikanlah ilustrasi berikut

Ilustrasi di atas adalah suasana ketika tengah hari dan posisi matahari tepat di atas sehingga posisi matahari tepat memebentuk sudut 90 terhadap permukaan bumi, maka bayangan benda akan tepat tegak lurus sebagaimana ilustrasi di atas. 

Ilustrasi di atas adalah sebagai gambaran proyeksi suatu benda pada benda lain. Proyeksi adalah bayangan yang terbentuk dari suatu bangun pada bidang datar dengan arah bayangan dengan bidang datar tersebut sebagai bidang proyeksi membentuk sudut 90 jika dilukiskan.  

a. Proyeksi titik pada garis.

b. Proyeksi titik pada bidang.

c. Proyeksi garis pada bidang.

B. 1. 3  Alat Bantu Hitung Bangun Ruang.

a. Luas bangun datar beraturan.

NoBangun DatarLuas1Segitigaalas×tinggi2ataus(sa)(sb)(sc)dengansadalah keliling segitigaataus=a+b+catau[ABC]=12absinC[ABC]=12acsinB[ABC]=12bcsinAdengan[ABC]=luas segitiga ABC2Persegisisi×sisiataudiagonal 1×diagonal 223Persegi panjangpanjang×lebar4Belah ketupatdiagonal 1×diagonal 225Layang-Layangdiagonal 1×diagonal 226Trapesiumjumlah sisi sejajar×tinggi27Lingkaranπ×jari-jari2atau14×π×diagonal2

b. Dalil Pythagoras untuk segitiga siku-siku.


Dalil/rumus Pythagorasa2+b2=c2atauc=a2+b2sinACB=accosACB=bctanACB=ab=sinACBcosACBcscACB=casecACB=cbcotACB=ba=cosACBsinACB

c. Identitas trigonometri pada segitiga siku-siku.

Dalil/rumus Pythagorasa2+b2=c2Perhatikan lagi gambar di poin c di atas1.Rumus saat dibagi denganc2a2c2+b2c2=c2c2a2c2+b2c2=1menjadi(ac)2+(bc)2=1sin2ACB+cos2ACB=12Rumus saat dibagi denganb2a2b2+b2b2=c2b2a2b2+1=c2b2menjadi(ab)2+1=(cb)2tan2ACB+1=sec2ACB3Rumus saat dibagi dengana2a2a2+b2a2=c2a21+b2a2=c2a2menjadi1+(ba)2=(ca)21+cot2ACB=csc2ACB

d. Tabel trigonometri nilai sudut istimewa.

α030456090180sinα01212212310cosα11231221201tanα013313TD0.

e. Aturan sinus pada segitiga sebarang.

BCsinA=ACsinB=ABsinC

f. Aturan cosinus pada segitiga sebarang.

Perhatikanlah gmabar pada poin e di atas, aturan cosinusnya adalah:

cosA=b2+c2a22bccosB=a2+c2a22accosC=a2+b2a22ab

CONTOH SOAL.

1.Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm.Jika titik P, Q dan R berturut-turut terletak padapertengahan garis AB, BC, dan bidang ADHE,tentukanlah jarak antaraa.titik P ke titik Rb.titik Q ke titik RJawab:Perhatikanlah gambar kubus berikut.

.a.PR=...(gunakan rumus Pythagoraspada segitiga PAR, yaitu:)PR2=PA2+AR2dengan PA=12sisi=12.8=4cmAR=12.diagonal sisi kubus=12(82)=42sehingga panjang PR dapat dihitung, yaitu:PR2=PA2+AR2PR=PA2+AR2=42+(42)2=16+16.2=48=16.3=43cmbQR=.....perhatikanlah gambar berikut.

.QR=...(gunakan rumus Pythagoraspada segitiga qR'R, yaitu:)QR2=(QR')2+(R'R)2dengan QR'=sisikubus=8cmR'R=12.sisi kubus=12(8)=4cmsehingga panjang QR dapat dihitung, yaitu:QR2=(QR')2+(R'R)2QR=(QR')2+(R'R)2=82+(4)2=64+16=80=16.5=45cm.

2.Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan .panjang semua rusuknya adalah sama yaitu 8 cm. Jika titik P terletak pada pada rusuk tegak TB, tentukanlah jarak titik A ke titik PJawab:Perhatikanlah gambar kubus berikut.


Kita gambarkan posisi titik P yang berada di rusuk tegak TB, yaitu

Selanjutnya gambar kita partisi lagi supaya kita lebih fokus menjadi

Tampak bahwa dengan memandang sebuah segitiga ABP dalam segitiga besar ABT kita akan dengan mudah menentukan jarak titik A ke titik P dengan aturan cosinus.

Perhatikanlah gambar berikut

AturanCosinus:cosB=AB2+BP2AP22.AB.APcos60=82+42x22.8.412=64+16x26432=80x2x2=8032x=8032=48=16.3=43cm.
Jadi, jarak titik A ke titik P adalah sebesar  43   cm.

3.Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusukacm.Jika titik P merupakan proyeksi titik C padabidang AFH, tentukanlah jarak dari titik A ke titik SJawab:Perhatikanlah gambar kubus berikut.

.Dikethui bahwa:proyeksi titik C pada bidang AFH adalah SKetika dilukiskan tampak sebagaimana ilustrasigambar di atas. Dan diketahui pula, masih terkaitpembahasan materi ini beberapa komponen ruasgaristelah diketahui panjangnya, yaitu:AP=PC=12a6cmAC=a2cmPQ=acmCS=...cm(belum diketahui, demikian pula)AS=...cm(juga belum diketahui).
.PandanglahAPCdenganmenghitung luasAPC,kita akanmenentukan jarak titik C ke S, yaitu:[APC]=[APC]alas×t2=alas×t2alas×t=alas×tmisalkantCSadalah jarak titik C ke SalasAP×tCS=alasAC×tPQtCS=alasAC×tPQalasAPtCS=AC×PQAP=a2×a12a6=2a3=2a3×33=2a33cmJelas juga bahwa:APCS,makaASCsiku-sikukarena semua ini efek proyeksi, akibatnyaberlakurumus Pythagoras, yaitu:AC2=AS2+SC2AS2=AC2SC2AS=AC2SC2=(a2)2(2a3)2=2a24a23=6a24a23=2a23=2a23×33=a36cm

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sharma, S.N., dkk. 2017. Jelajah Matematika SMA Kelas XII Program Wajib. Jakarta: YUDHISTIRA.
  2. Thohir, Ahmad. 2020. Geometri Ruang. http:https://ahmadthohir1089.wordpress.com/2020/07/25/geometri-ruang-xii-matematika-wajib/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Informasi